Sabtu, 02 November 2013

A LETTER OF FAN; This is a FANLETTER. Dedicated for RnB(a person who has succesed make me fangirling)



Kau tidak pernah tahu apa yang dia lakukan sehari-hari, yang dia bicarakan, yang dia pikirkan sekalipun..Kau hanya mampu menebak. Apakah kau. Namamu. Satu dari jutaan orang.
Apakah masih sempat tertera di otaknya?

Sama halnya seperti anak-anak lain. Aku, dengan segala hal yang kupunya terkadang masih kurang cukup. Aku butuh menyukai sesuatu hal. Hal yang mampu kukagumi, hingga kurindukan.
Tunggu, aku belum cukup umur untuk memikirkan hal itu.
Sekadar mengagumi “sesuatu” salahkah?
Atau mungkin “seseorang”?
Bukan khayalan, bukan aku yang membuat “seseorang” itu seolah-olah ada.
Yang seolah-olah adalah,
Seolah-olah aku dapat menggapai yang di atas. Dengan segala hasrat tinggi yang belum tentu dapat terwujud..

Pertama, aku hanya sekedar tahu dan sekedar menyukai.
Aku juga tak lebih dari seorang fans yang selalu mengikuti gerak-gerik sang idola.
Tapi, waktu mengalir.. aku terbawa oleh arusnya.
Aku kini mengikuti arus itu. Aku menunggu titik di mana aku akan berhenti.
Yang aku dapati, justru arus yang semakin kencang..
Tak ada yang tahu dimana tempat pemberhentiannya.
Aku sudah dibawa arus. Maka aku akan mengikuti kemanapun arahnya..

Kutemukan orang-orang serupa, saat di perjalanan arus ini membawaku.
Mereka kemudian mengambil arah yang sejalur.
Orang-orang serupa ini bertambah.. mereka turut terjun ke dalam wilayahku.
Wilayah arus..dan kami sama-sama belum tahu, di mana tempat pemberhentiannya?

Masih di dalam arus..
Aku. Masih dengan aku yang dulu.
Namun orang-orang ini, mereka nampak bukan mereka yang dulu.
Kupahami satu per-satu mereka..
Kekaguman mereka akan hal, sudah tidak lagi bisa disebut sebagai kagum.
Mereka lebih berambisi. Ambisi mereka sangat kuat.
Ambisi kepada yang mereka kagumi dulu, untuk bisa jadi milik mereka. Seutuhnya.
Yang mereka kagumi hanya 1. Namun dari 1 ini, ada jutaan pasang wajah..yang tentu menjadi sang “pengagum” dan sang “pengambisi”

Di perjalanan arus..
Aku mulai mempelajari tentang arti kekaguman.
Kekaguman akan hal atau sesuatu. Yang jika kita mampu memfikirnya secara logis, hal itu tak hanya jadi baik bagi yang dikagumi, namun juga untuk yang mengagumi.
Baik untuk yang dikagumi? Tentu saja. Siapa yang tak senang bila ada orang yang kagum terhadap dirinya?
Semua orang di dunia ini pasti pernah bermimpi apabila dia menjadi yang dikagumi orang banyak.

Sedangkan, baik untuk yang mengagumi?
Aku rasa ini point paling penting..

Tak ada rasa yang paling indah selain menjadi seorang “pengagum”
Cukup mendengar sebuah nama, kita bahkan mampu terperanjat.
Sudah, jangan tanyakan apabila kita dapat menyentuh hal yang kita kagumi itu.
Mungkin tak sedikit berambisi. Bahwa segala yang mampu kita sentuh, akan mampu kita miliki.

Ketauilah. Tak semua bisa menjadi milik kita
Anggap saja sebuah barang bagus. Kau tentu ingin memilikinya bukan?
Namun di sisi lain, barang itu milik orang lain.
Jika kau tetap berusaha mengambilnya, apakah kau tidak sadar bahwa kau telah melakukan kesalahan?
Dan pada akhirnya kau hanya sanggup menatap.
Mengagumi hal itu..dari kejauhan.
Sama halnya kini denganku.

Aku. Kita semua.
Hanyalah Satu di antara banyak “pengagum” atas “seseorang” yang mampu membuat mata, hati, dan pikiran kita tergugah...

                                                                               Reuben Nathaniel,
                                                                               please notice me.
                                                                               @KrnNatalia

Jumat, 13 September 2013

Jarak

Sebuah ciptaan Tuhan. Benda yang begitu luas, berbentuk bulat bila dilihat dari satelit. Di situ pada akhirnya cerita bermula..

Ciptaan Tuhan yang lain. Sebuah makhluk, yang pada dasar saat pembuatannya diberi rasa, begitulah rasa itu didefinisikan menjadi isyarat, firasat, dan segala hal yang menggunakan hati. Tak lupa pikiran.
Pikiran yang membuat kita me-rasa. Merasakan banyak hal. Semua di dunia ini. Termasuk salah satunya rasa paling indah. Jatuh cinta.

Jatuh, cinta. Itu sebuah isyarat. Kenapa untuk bisa cinta, kita harus jatuh terlebih dahulu?
Cinta adalah ujian.
Kau diuji bagaimana cara mencintai.
Itu sudah biasa.
Kau diuji bagaimana cara menyatakannya.
Itu sudah biasa.
Kau diuji bagaimana cara mempertahankannya.
Itu sudah sering diupayakan.
Kau diuji untuk setia.
Kau diuji untuk jujur.
Kau diuji untuk sabar
Kau diuji untuk...

Banyak hal.
Cinta bisa jadi adalah sebuah tuntutan.
Cinta adalah ke dua keping hati yang disatukan.
Banyak orang berfikir negatif tentang perbedaan.
Padahal Cinta..sebenarnya sangat membutuhkan perbedaan itu untuk bersatu.

Jatuh cinta dengan jarak.
Mata kita hanya mampu melihatnya dalam jarak tempuh yang terbatas.

Jatuh cinta dalam bayangan.
Kau hanya mampu mencintainya di dalam pikiranmu. Di dalam segala imajinasimu tentang dia.

Jatuh cinta dalam diam.
Kau rasa melihatnya saja sudah cukup. Cukup tahu saja bahwa kau mencintainya diam-diam. Tak butuh diungkapkan.

Ada cinta, ada jarak.
Cinta itu membutuhkan kedekatan. Maka jika kau ingin berjuang, tempuhlah jarak itu!
Temuilah dia, dan kemudian ungkapkan..

Selasa, 20 Agustus 2013

Untitled two.



Inilah aku,
Aku yang mungkin berbeda dari semua orang yang pernah kau jumpai.
Aku mengerti ketika kau mulai melihat mataku.
Ada sudut pandang yang berbeda muncul di matamu.
Seakan kau menilai sesuatu yang buruk ada terhadapku.
Sedangkan aku,
Aku tak bisa lagi berkutik ketika kau mulai menyebar kebohongan tentang diriku.

Aku.
Yang sewaktu-waktu bisa berubah menjadi bukan aku.
Inilah aku yang diam saja ketika ada orang lain masuk ke dalamku,
Tunggu dulu..orang?
Apakah ini manusia?
Bukan..ini lain.
Seperti jiwa. Ia hidup. Dan mengambil kemudi tubuhku.
Mengendalikannya seolah aku tidak ada di dalamnya.
Sewaktu-waktu dapat masuk, dan sesuka hati ia bisa keluar.
Itulah yang selama ini aku kira..

Aku tak pernah melihatnya, saat keluar masuk tubuhku.
Apa jangan-jangan ia memang tak mampu dilihat?
Atau mungkin.. dia itu aku.
DIA ITU AKU.
Aku.
Aku dengan sejuta kepribadian yang menyatu di dalam tubuh.

CINTA ITU SUDAH BIASA



Cinta. Ya aku tahu, namun awalnya aku tak dapat mendefinisikan hal itu.
Padahal cinta.. ada di dalam diriku.
Cinta itu sudah biasa, semua orang telah dapat merasakannya.
Namun tak semua orang bisa dengan mudah mengerti arti cinta yang sesungguhnya.

Cinta itu alamiah. Ada yang bilang itu takdir,
Karena memang takdir itu alamiah.
Cinta adalah rasa kehidupan, karena di dalamnya aku bisa merasakan senang, sedih, marah, bingung, canggung; segalanya berkumpul jadi SATU.
Sebagian berpendapat, Cinta itu datang dan pergi. Memang benar..
Ketika cinta itu menjadi sebuah permen yang manis, begitu nikmat kita merasakannya, dan tak sedetikpun kita rela melepas manisnya sebuah rasa itu..
Ketika itu pula permen manis itu berubah menjadi kopi tanpa gula. Pahit. Hitam. Hanya ada satu warna gelap yang mampu mengungkapkan perasaan kita saat mencicipinya..
Hambar.

Cinta. Begitu mudahnya datang, begitu mudahnya juga pergi.
Bahkan tak ada yang mampu memperkirakan sampai sekarang..
kemana Cinta itu akan berhenti dan menetap di suatu tempat?
Mudah datang, namun tak mudah pergi.
Sehingga kita tak mengenal perpisahan.
Cinta memang sudah takdir, dan manusia sudah dipilih takdirnya masing-masing.
Seberapa kuat mereka menghadapi perpisahan yang takkan bisa menghindar itu?

Kamis, 01 Agustus 2013

Dear Papa; masih ingatkah padaku, kau di luar sana?

Dear, Papa.
Masih indahkah pagi yang panjang selama ini saat kau lewati tanpaku? Bagaimana rasa kopi pertama di hari-harimu saat mengetahui kopi itu bukan buatan Mama? Ganjil. Apakah itu yang kau rasakan juga? Aku dan Mama pun kini telah melewati sepanjang malam tanpamu. Dan kami mampu pada akhirnya, setelah malam pertama kau tinggalkan rumah ini. Dulu memang berat pada mulanya ketika kami belum terbiasa. Namun sekarang, justru ketika kau yang tak pernah memandang kami lagi,
Kami semakin kuat, dan tak butuh lagi penopang yang rapuh sepertimu.
Namun sebagaimanapun kau, Pa.
Kau yang telah membuat keluarga ini hancur. Menanam benih kepedihan di hati kami berdua..
Sebagaimanapun itu, aku tetap menyayangimu.
Dan Mama, tetap senang dengan keadaanmu sekarang yang jauh lebih baik di banding dulu saat bersama kami.
Mungkin memang hanya materi yang kau butuhkan.
Itulah sebabnya kenapa pilihanmu sekarang jatuh kepada wanita yang bermateri lebih itu..

Sebagaimanapun itu, Pa.
Cinta dan kasih sayangku terhadapmu tak pernah pudar..
Kau mungkin telah pergi dan meninggalkan keluarga ini.
Namun..ketahuilah, takkan ada Mantan Bapak, dan takkan ada Mantan anak.
Kau masih tetap mengisi hatiku, dan itu nomor 3.. Setelah Tuhan, Mama, dan kemudian Dirimu.
Sincerely, Your only one Daughter

Rabu, 31 Juli 2013

EFEK NEGATIF DUNIA MAYA; Inikah yang kalian lakukan setiap hari?



Matamu terus saja terbuka.
Dengan melihatmu, kini orang-orang berpikir bahwa kau memang selalu begitu.
Tapi kenyataannya bukan begitu.
Ada waktu saat matamu tertutup, dan orang-orang tak tahu..
Yang sedang kau lihat sekarang adalah dunia luar.
Namun dalam bentuk yang berbeda,
Ketika kau coba sentuh, tanganmu tak mampu merasakan bentuknya.
Ketika kau coba hirup, yang ada justru angin tipis bertiup meraba hidungmu.
Kau bahkan tak mampu mencium aromanya.
Lantas, dunia luar seperti apa yang kini sedang kau lihat?

Matamu masih terus terbuka.
Berkali-kali tanganmu menepis air di sekitar kelopak mata itu.
Mencoba berkedip berkali-kali, namun air itu tak kunjung surut.
Sekarang justru warna putih di mata itu berubah menjadi merah..
Kini tanganmu mulai berkeringat, seraya terus memegangi dada yang kini sesak.
Dan kesekian kalinya mulut itu menguap.
Lalu bisikan-bisikan mulai terdengar,
“Tidurlah. Tinggalkan saja. Ini akan membunuhmu perlahan”
Namun kini telinga bahkan pikiranmu hanya tertuju pada satu pusat, dan mengabaikan bisikan itu.

Kau masih tak mengerti tentang dunia luar itu.
Kau mampu mengetahui semua yang tak kau ketahui,
Kau mampu mengenal orang yang tak pernah kau kenal,
Bahkan kau mampu belajar apa yang tak pernah kau pelajari,
Semuanya bisa kau lakukan.
Sekali lagi kau raba.. namun bentuknya masih tak bisa ditafsirkan.
Kau cium.. dan untuk kesekian kali hanya angin tipis yang menyeka hidungmu.

Matamu.. masih terbuka.
Namun kini dalam keadaan berbeda,
Lebih tepatnya setengah terbuka.
Tanganmu sudah tak mampu lagi memegangi dada yang makin sesak.
Sekarang kau sadar, kau sedang tersiksa
Kau...menyiksa dirimu sendiri.
Selarut ini seharusnya kau sudah tidur di ranjang.
Namun kau memaksakan dirimu untuk tetap terjaga di depan layar.
Oh, terlambat!
Fajar telah tiba,
Kau takkan sempat untuk tidur sekarang.
Tapi.. ya inilah dirimu.
Di saat orang-orang itu bangun, kau tidur
Lampu kamar kau padamkan.
Dan kau masih bisa melihat di dalam kegelapan.
Melihat dunia maya itu, yang mampu merubah dunia, merubahmu, dan yang kini mampu membunuhmu perlahan.

Untitled



Aku tahu ini diriku, namun aku  merasa ada sesuatu yang bukan diriku..
Sesuatu yang mampu menguasai tubuhku, menjalar hingga ke pikiranku..
Sesuatu yang buruk, bahkan mungkin berbahaya.
Dan aku menyadarinya, sesuatu itu bahkan sudah tinggal di dalam jiwaku..

Terkadang aku merasa lebih baik, aku berbuat baik kepada semua orang.
Namun aku justru merasa aneh..
Orang-orang banyak membicarakan aku,
Padahal aku tidak berbuat apa-apa.
Lalu aku merasa, bahwa orang-orang itu menjauhiku.
Adakah yang aneh terhadapku?

Aku berbicara..namun orang-orang itu tak memandangku.
Tak ada harganya sama sekali aku di mata mereka..
Lama-lama aku bisa mendengar mereka mencaciku,
Aku tetap diam. Tak balas mencaci,
Namun tiba-tiba ada sesuatu yang menyerang otakku.
Berat...kemudian menjalar hingga ke dada..
Menjadi panas...
Kemudian aku sadar, aku sudah tidak tahan lagi..
Sesuatu di dalam pikiranku berkata,
Mereka harus membayar ini semua...

Sekarang mulai ada yang menjalankan badanku, pikiranku.
Aku tersadar. Namun aku tak bisa berbuat apa-apa.
Aku mulai menjauh dari mereka..
Kini seluruh tubuhku terkontrol oleh sesuatu yang aku bahkan tidak tahu apa.
Aku merasakan aneh di setiap hal yang kulakukan,
Aku sadar ini bukan diriku,
Namun kenyataannya.. aku yang menjalankan ini semua.

Orang-orang di sekitarku mulai mengkhawatirkanku..
Mereka dengan sungguh-sungguh mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada diriku..
Akhirnya mereka menyadari bahwa aku aneh,
Dengan segala upaya mereka mencoba untuk membuatku normal kembali.
Tapi kenyataannya.. aku semakin  menjadi-jadi.
Sesuatu yang ada di dalam tubuhku,
Kini kekuatannya semakin membesar.
Dan segala hal yang kulakukan,
Kini semakin menjadi aneh...... di luar batas berpikirku.

To be continued..